Seattle, AS (ANTARA/Reuters) - Seorang terdakwa pertama dari 11 tentara lainnya yang dituduh atas tindakan kriminal pembunuhan serta pengumpulan organ tubuh sebagai tanda kenangan perang Afghanistan menghadap kepada pengadilan militer, Senin.
Seorang Ahli Angkatan Darat dari Alaska, Jeremy Morlock, didakwa atas berbagai kasus, diantaranya; pembunuhan berencana terhadap kematian tiga warga Afghanistan, penyerangan tentara rekan, serta "mengambil gambar sadis korban jiwa".
Kasus Morlock dan terdakwa lainnya menjadi penyelidikan tersuram mengenai dugaan kekejaman anggota pasukan militer AS selama sembilan tahun perang Afghanistan.
Laporan mengenai gambar sadis yang diambil oleh tentara AS menampilkan tahanan warga Afghanistan dapat memaparkan keterangan yang ada dari kasus tersebut, serta memunculkan kemarahan seluruh dunia atas gambar sadis lainnya mengenai seorang tahanan perang Iraq yang diambil oleh tentara militer di penjara Abu Ghraib, Iraq.
"Foto yang disebutkan dalam dokumen belum disiarkan kepada masyarakat umum," kata juru bicara Angkatan Darat, Mayor Kathleen Turner kepada Reuters, Minggu.
Menurut dakwaan yang diberikan jaksa angkatan darat, tentara tersebut berasal dari Brigade Serang ke lima yang bermarkas di Negara Bagian Washington dan telah dikirim ke provinsi Kandahar setahun yang lalu serta diduga pembunuhan terjadi antara Januari dan Maret.
Berdasarkan dokumen sanksi, kedua pembantaian dilakukan dengan melemparkan granat kemudian tembakan kepada korbannya.
Menurut penyelidikan, Morlock merupakan tentara pertama selain empat lainnya yang didakwa pada Juni atas pembunuhan. Sebanyak tujuh tentara lain telah diberi sanksi atas tindak kriminal termasuk konspirasi untuk menutupi pembantaian itu.
Sejumlah empat tentara telah diberi hukuman karena terbukti menyimpan organ tubuh korban peperangan.
Pejabat di Pentagon sementara ini menekankan bahwa dakwaan tersebut masih diselidiki, mereka memberitahu bahwa tuduhan tersebut dapat merusak citra negeri Paman Sam, khususnya pihak militer AS.
Morlock merupakan kasus pertama yang diadili sebelum sidang pengadilan militer mengenai "Article 32" yang akan mempertemukan jaksa penuntut dengan pembela terdakwa yang menghadirkan bukti kepada penyelidik yang bertugas untuk menentukan apakah sang terdakwa dapat dipersidangkan di pengadilan militer.
Sidang di Markas Bersama Lewis-McChord, dekat Tacoma, Washington, diperkirakan akan berlangsung seharian dengan petugas penyidik membutuhkan waktu selama beberapa pekan untuk memutuskan apakah pengadilan militer tersebut terjamin, kata Turner.